Jangan Baca Artikel Ini

Dewa Eka Prayoga

Jujur, sampai sekarang Saya masih penasaran, apakah perintah negatif yang diawali dengan kata “Jangan” dan “Tidak” benar-benar tidak akan diterima pikiran sadar manusia.

Bahkan, saking penasarannya Saya, Saya pun menggunakan kata “JANGAN” dalam membuat artikel ini. Anehnya, saat Saya menggunakan kata tersebut, sampai sekarang Anda justru malah terus membacanya. Aneh, bukan?

Sekarang Saya ingin mengatakan satu hal penting lagi kepada Anda. Boleh?

Tapi Anda “TIDAK BOLEH MEMBACA ARTIKEL SAYA INI BERIKUTNYA”. Karena satu rahasia penting yang (mungkin) belum Anda ketahui sebelum Anda membaca artikel Saya ini.

Tuh, kan… Ketika Saya “melarang” Anda untuk membaca artikel ini berikutnya, Anda justru melakukannya. Sungguh, aneh, bukan? ^_^

Huufh…. Ada teori yang salah, nih…

Setiap kali Saya meminta Anda untuk TIDAK MEMBAYANGKAN SEEKOR GAJAH BERWARNA “PINK”, Anda justru membayangkannya….

Setiap kali Saya melarang Anda untuk TIDAK MEMBACA ARTIKEL INI, Anda justru melakukannya…

Dimana letak kesalahannya?

Saya bukanlah Pakar NLP. Bukan pula Pakar Komunikasi. Saya tidak tahu persis Bagaimana Cara Kerja Otak dalam Merespon kata Negatif seperti kata “JANGAN” dan “TIDAK”.

So, JANGAN tanya Saya bagaimana seharusnya kata tersebut bekerja.

Tapi setahu Saya, kata “JANGAN” dan “TIDAK” akan membuat orang semakin mudah mengingat sesuatu. Dan 2 kata ini akan sangat efektif jika digunakan untuk mempersuasi orang agar mau memikirkan sesuatu. Nggak percaya?

Begini.. Jika Saya berkata, “Jangan memikirkan Wajah Raisa Andriana yang Cantik”, maka Anda pasti tidak dapat mengelakkan pikirkan penyanyi muda tersebut. Betul? Kecuali Anda belum mengenalnya sama sekali, sehingga Anda tidak dapat membayangkan wajahnya seperti apa. Tapi JANGAN KHAWATIR, Anda yang belum mengenalnya pun tentu setelah membaca artikel ini Anda akan segera membuka Google dan Searching, “Foto Raisa Andriana” ^_^

Jadi, apa intinya?

Ya. Gunakan kata “JANGAN” dan “TIDAK” untuk membuat orang BERPIKIR akan sesuatu.

Jika Saya berkata, “Jangan beli buku-buku Saya”, maka Anda tidak akan lantas untuk membelinya. Karena Anda bukanlah robot yang bisa semena-mena diperintah.

Tapi jika Saya berkata kepada Anda, “Jangan berpikir untuk beli buku-buku Saya”, Anda justru akan berpikir untuk membelinya, setidaknya untuk beberapa detik saja. Apalagi kalau di gambar Saya lampirkan testimoni-testimoni dari pembaca buku Saya. Saya tidak yakin Anda mampu untuk tidak memikirkannya ^_^

Jangan dulu percaya Saya, sebelum Anda melihatnya sendiri disini —> www.BukuDewa.biz

So, apa pelajarannya?

Perhatikan kalimat terakhir Saya sebelum ini (yang ada link websitenya)… Lihat bagaimana Saya membuat kata “JANGAN” dalam kalimat tersebut.

Jika Saya menggunakan kalimat, “Jangan membeli buku Saya sekarang”, Anda mungkin tidak akan membelinya.

Tapi jika Saya mengatakan, “Jangan dulu percaya Saya, sebelum Anda melihatnya sendiri disini”, atau…. “Jangan dulu membeli buku Saya sebelum melihat testimoninya disini”, Anda mungkin justru berpikir sebaliknya.

Maksudnya?

Yes. Secara tidak langsung, Saya sedang bicara kepada Anda, “Setelah Anda melihat sendiri testimoni-testimoni positif buku Saya, Anda akan membeli buku tersebut”.

Paham, kan?

^_^

NB:

Saya tahu Anda cukup berpikir keras dalam memahami artikel Saya ini. Karenanya, Saya tidak akan meminta Anda untuk MEMBACANYA LAGI DARI AWAL SAMPAI AKHIR. Jangan. Jangan dilakukan. Sekali lagi: JANGAN! Hehe… Jangan dulu percaya Saya, sebelum Anda melihatnya sendiri disini —> www.BukuDewa.biz

Sumber :

http://www.dewaekaprayoga com/jangan-baca-artikel-ini/

 

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.